Bukankah suatu kegilaan bila kita
terbakar selamanya dalam nyalaan api. ? Bukankah suatu kegilaan jika
tidak makan dan tidur sedikitpun. ? Semakin ubat dicari semakin parah
sakitnya.. Begitu dekat, namun terasa begitu jauh.. Hanya kata “Laila” yang sangat
berarti. Ketika orang membicarakan hal lain, ia akan menutup telinganya
dan mengunci mulutnya. Katakan padanya: “Orang yang telah
mengorbankan segalanya untuk-Mu menyampaikan salam dari jauh. Titipkan
sehembus nafas-Mu melalui sang angin untuk memberitahu dia bahawa
engkau masih memikirkannya.” “Oh lilin jiwaku jangan kau siksa
diri ku, ketika aku mengelilingimu, kau telah memikatku, kau telah
merampas tidurku, akalku juga tubuhku.” Laila adalah cahaya fajar, Majnun
adalah sebatang lilin Laila adalah keindahan, Majnun adalah kerinduan
Laila menabur benih cinta, Majnun menyiraminya dengan air mata Laila
memegang cawan anggur cinta, Majnun berdiri mabuk oleh aromanya “Aku bagaikan orang yang kehausan,
kau pimpin aku menuju sungai Eufrat, lalu sebelum sempat aku minum,
kau menarikku dan kembali ke kawasan panas membara, padang pasir yang
tandus !.. Kau mengajakku ke meja jamuan,
tapi tidak pernah mempersilakanku makan ! mengapa kau menampakkannya
kepadaku di awal, jika tidak pernah berniat untuk membiarkan aku
memiliki hartaku.?” “Aku melihat matanya dalam matamu,
lebih hitam dari kegelapan. Namun bayangannya tidak akan kembali oleh
hanya kesamaan. Kerana apa yang telah hilang dariku tidak akan
digantikan. Dan yang tersisa hanyalah kenangan yang menyakitkan.” “Setiap hembusan angin membawa
harumanmu untukku. Setiap kicauan burung mendendangkan namamu untukku.
Setiap mimpi yang hadir membawa wajahmu untukku. Aku milikmu, aku
milikmu, jauh maupun dekat. Dukamu adalah dukaku, seluruhnya milikku, di
manapun ia tertambat.” Di alam ini semua hal ditakdirkan
untuk binasa, tidak ada yang abadi. Namun, jika Anda “mati” sebelum
Anda mati, berpaling dari dunia dan kemunafikan wajahnya, Anda akan
meraih keselamatan dalam kehidupan yang abadi. Terserah pada Anda: Anda
adalah penentu bagi takdir Anda sendiri. Pada akhirnya kebaikan akan
bersatu dengan kebaikan dan keburukan dengan keburukan. Ketika rahasia
Anda diteriakkan dari puncak gunung dan gaungnya kembali, Anda akan
mengenali suara itu sebagai suara Anda sendiri.. Jalan kita berbeza dan tidak akan
pernah bertemu.. Kau adalah sahabat bagi dirimu sendiri. Diriku adalah
musuh terbesarku. Apakah kau fikir akulah yang kau
lihat dihadapamu ?. Kau membayangkan bahawa kau
melihatku, tapi dalam kenyataannya aku tidak
ada lagi. Aku telah tiada dan hanya yang
dicintai yang kini tersisa. Akhirnya seorang sufi bermimpi
melihat Majnun berada di samping Tuhan, dan Tuhan membelai-belai kepala
Majnun dengan penuh kecintaan dan kasih sayang. Majnun disuruh duduk
di samping Tuhan, lalu Tuhan berkata: “Tidakkah engkau malu memanggil
Aku dengan nama Laila setelah kau teguk anggur cinta-Ku? “ sufi itu
terbangun dalam keadaan cemas, Ia melihat posisi Majnun, tetapi di
manakah Laila.. ? Tuhan mengilhamkan dalam hatinya, bahwa posisi Laila
lebih tinggi lagi, karena Laila menyembunyikan kisah cinta dalam
hatinya. Laila.. berlalu masa,saat orang meminta
pertolonganku dan sekarang adakan seseorang
penolong yang akan memberitahu rahsia
jiwaku pada Laila? wahai Lailacinta telah membuatkan
aku lemah tak berdaya sperti anak hilang,jauh dari
keluarga dan tidak memiliki harta.. wahai angin sampaikan salam ku pada
Laila!tanyakan padanya adakah dia masih mahu berjumpa dgnku? bukankah aku telah berkorban
kebahagianku kerananya? hingga diri ini terbiar,sengsara
di padang pasir gersang.. wahai kesegaran pagi yang murni
dan indah, mahukah kau sampaikan kerinduanku
pada Laila? belailah rambutnya yang hitam
berkilau, untuk mengungkapkan dahagacinta yg
memenuhi hatiku.. wahai angin mahukah kau membawa
keharuman rambutnya kepada ku? sebagai pelepas rindu di hati..
Di alam semesta, tak terhitung banyaknya
sistem yang bekerja. Allah menempatkan semua sistem ini dalam kendali-Nya meski
di saat kita tidak menyadarinya, misalnya, saat kita sedang membaca, berjalan,
atau tidur. Allah menciptakan alam semesta beserta seluk-beluknya yang rinci
yang berjumlah tak terhitung agar manusia dapat memahami kekuasaan-Nya yang tak
terbatas. Di dalam Al Quran, Allah berfirman kepada manusia dan menjelaskan
alasan penciptaan keteraturan di alam semesta sebagai berikut, “…agar kamu
mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesunguhnya
Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaaq,
65:12) Keteraturan ini mengandung seluk-beluk yang begitu banyak sehingga
manusia takkan mungkin tahu dari mana harus mulai memikirkannya.[1]
PENDAHULUAN
Sejarah mengatakan bahwa manusia selalu mencoba memahami alam
tempat mereka tinggal. Skema kreasi yang wujud dalam kenyataan di sekitar
mereka menghasilkan pemikiran-pemikiran yang timbul, baik didasari dengan akal
yang berujung dengan hipotesa, atau pun kepercayaan bersifat mitos yang
didirong oleh keimanan terhadap hal yang mewujudkan semua itu. Ketika menghadap
ke samping kanan-kiri, depan-belakang, mereka akan menemukan pohon, gunug,
laut, sungai, dan sebagainya. Ketika
menghadap ke bawah, mereka akan mendapati emas, minyak, batu baru, atau barang
tambang lainnya hingga inti bumi. Dan ketika menghadap ke atas, mereka sadar
bahwa alam ini sungguh besar dan tak terbatas. Sekumpulan bintang yang
memercikkan cahaya bagi pengikut matrealisme merupakan energi alam murni dan
independen seperti matahari, dan benar-benar akan menjadi tanda kuasa dan
kebesaran Tuhan bagi penikmat iman yang dapat ia peroleh dari manapun dan
siapapun.
Semesta raya tercipta setelah terjadinya
ledakan besar atau yang disebut sebagai Bigbang. Segala yang ada dalam dunia
ini berasal dari satu kemudian terpecah dengan adanya hal tersebut. Memisah
dengan terbentuknya planet-planet, galaksi, bintang, galaksi dan batu-batuan
angkasa lainnya. Banyak ilmua yang telah membuktikan teori ini dan sejauh ini
sesuai dengan kenyataan.
Kita sebagai ummat Islam sementara hanya bisa
menunggu apa yang dikatakan oleh ilmuan-ilmuan barat yang diantaranya adalah peneliti
luar angkasa Amerika atau sering kita dengar sebagai NASSA. Namun benar
tidaknya hal tersebut dapat kita temukan dalam kitab suci Ummat Islam yaitu
Al-Qur’an sebagai pegangan sepanjang masa dengan Ayat-ayatnya yang
Multi-Tafsir. Betapa pun demikian, kita hendaknya dapat menambah keimanan kita
dengan temuan-temuan riil yang tidak pernah bertentangan dengannya.
Kali ini, penulis ingin menjelaskan beberapa
poin yang berkaitan dengan masalah Bintang dan Galaksi dalam Al-Qur’an.
Benarkah terdapat Ayat yang menjelaskan tentang keduanya hingga banyak penafsir
yang berani menjelaskan bahwa Al-Qur’an juga menjelaskan sesuatu yang teoritis
dalam ilmu atau sains.
PEMBAHASAN
Definisi
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas
bintang, gas dan debu kosmik medium antar-bintang, dan kemungkinan substansi hipotetis
yang dikenal dengan materi gelap.[2]Galaksi terdiri dari milyaran
bintang-bintang. (Bintang merupakan benda langit seperti halnya matahari. Namun
bumi dan bulan bukan bintang). Terdapat sekitar tiga trilliun bintang dalam
galaksi yang terbesar. Pada umumnya setiap galaksi berisi 200 hingga 300 milyar
bintang, sementara galaksi kecil memiliki 100 milyar bintang.[3]
Kata galaksi diturunkan dari istilah bahasa Yunani untuk Milky Way (galaksi
kita), galaxias (γαλαξίας), atau kyklos galaktikos. Kata ini berarti
"lingkaran susu", sesuai dengan penampakannya di angkasa. Dalam
mitologi Yunani, Zeus menempatkan anak laki-lakinya yang dilahirkan oleh
manusia biasa, bayi Heracles, pada payudara Hera ketika Hera sedang tidur sehingga
bayi tersebut meminum susunya dan karena itu menjadi manusia abadi. Hera
terbangun ketika sedang menyusui dan kemudian menyadari ia sedang menyusui bayi
yang tak dikenalnya: ia mendorong bayi tersebut dan air susunya menyembur
mewarnai langit malam, menghasilkan pita cahaya tipis yang dikenal dalam bahasa
Inggris sebagai Milky Way (jalan susu).[4]
Para ilmuan telah mensepakati bahwa sebelum galaksi dalam alam ini terbentuk,
dapat dikenali bahwasanya sebelum menjadi seperti ini semua itu
berasal dari material gas.[5]
Dengan kata lain, Galaksi dibentuk oleh Gas atau Awan dalam jumlah yang besar
kemudian membentuk suatu gumpalan raksasa yang disebut dengan Galaksi.
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan
bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya
sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang
nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan
bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang
nyata)[6]. Karena
jaraknya yang sangat jauh, semua bintang -kecuali Matahari- hanya tampak
sebagai titik saja yang berkelap-kelip karena efek turbulensi atmosfer Bumi.
Menurut ilmu astronomi, definisi bintang adalah Semua benda masif (bermassa
antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan
pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. Oleh sebab itu bintang katai
putih dan bintang neutron yang sudah tidak memancarkan cahaya atau energi tetap
disebut sebagai bintang. Bintang terdekat dengan Bumi adalah Matahari pada
jarak sekitar 149,680,000 kilometer.
Al-Qur’an berbicara Galaksi dan Bintang
Beberapa penafsir mencoba menghubungkan semua itu dengan apa yang telah
menjadi temuan para pakar astronomi dan ilmu modern tersebut. Mereka dapat
menemukan dan mengkorelasikan semua itu dengan firman Allah pada surat
fushshilat : 11
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa Al-Qur’an sedikit banyak telah
menyinggung tentang peristiwa ini yang dalam faktanya –oleh ilmuan- menunjukkan
bahwa semula terdiri dari unsur gas atau dalam bahasa arab dikatakan sebagai ‘Dukhan’[7].
Salah satu bukti lagi tentang klaim kebenaran Al-qur’an dalam kacamata ilmu
pengetahuan adalah runtuhnya bintang. Dalam fakta temuan para ilmuan Astronomi
dan Galaksi, jutaan bahkan milyaran bintang dalam suatu galaksi ada yang
beredar dengan lancar dan beberapa yang runtuh, hancur dan meledak. Teori ini
disebut juga dengan teori Stellar Collapse[8],
dan beberapa diantaranya juga memilki rotasi yang cepat. Hal ini juga didapat
oleh ilmuan islam dalam perkembangan penafsiran ilmiyah dalam surat Al-Najm 1-5
yang berbunyi:
“Demi bintang ketika
terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah
yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya
oleh (Jibril) yang sangat kuat.” (QS An-Najm: 1-5).
Ayat-ayat ini
menyebutkan banyak karakter yang dimiliki semua bintang seperti: bintang
runtuh, bintang cepat rotasi, semua bintang kehabisan bahan bakar lalu runtuh
dan meledak. Oleh karena itu, kata hawa (runtuh atau jatuh) dalam ayat pertama
secara akurat dapat mengekspresikan fenomena ini.
bintang yang sangat
cemerlang bergerak di alam semesta yang luas. Para ilmuwan mengatakan bahwa
semua bintang bergerak dengan cepat dan bahwa tidak ada bintang yang tenang,
seperti yang terpikir di masa lalu. Allah yang Maha Perkasa menyatakan di dalam
Alquran:
وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ
يَسْبَحُونَ
"Mereka
masing-masing mengambang dalam garis edarnya." (Yasin: 40).
Macam-macam Galaksi
Orang yang pertama kali
membuat klasifikasi galaksi adalah Edwin P. Hubble dimana ia mengelompokkan
Galaksi berdasarkan bentuk Galaksi dalam foto. Klasifikasi awal adalah
galaksi-galaksi Elips yang kemudian bercabang menjadi deretan berbentuk spiral
normal dan spiral berpalang, kemudian diakhiri dengan galaksi-galaksi yang
bentuknya tidak teratur.
1.Galaksi Elip
Dikatakan elip karena dapat dilihat
dari kadar kelonjongannya mulai dari yang hampir berbentuk cincin hingga yang
paling lonjong. 2. Galaksi
Spiral
3.
Galaksi Spiral Berpalang
Galaksi memiliki bentuk dan
dimensi yang luar biasa, dan berikut ini adalah deskripsi beberapa Galaksi
dengan angka[9]:
1.Galaksi Bima Sakti (Milky way)
Luas Galaksi = 100 ribu tahun cahaya. (satu
tahun cahaya = 9,46 trilyun km). sedangkan jarak bumi dari pusat galaksi =
25.000 tahun cahaya.
2.Galaksi 4258 NGC
Luas Galaksi = 131 ribu tahun cahaya. Jarak
bumi dengan pusat galaksi = 25 juta tahun cahaya.
3.Galaksi 87 M
Luas Galaksi = 120 ribu tahun cahaya. Jarak
bumi dengan pusat galaksi = 50 juta tahun cahaya.
4.Galaksi Andromeda
Luas Galaksi = 200 ribu tahun cahaya. Jarak
bumi dengan pusat galaksi = 2 juta tahun cahaya.
5.Great Wall
Luas Galaksi = 200-500 juta tahun cahaya
(perkiraan). Masuk dalam kategori supercluster atau sekumpulan gugusan bintang
raksasa yang terjalin oleh tali (filaments) dan membentuk sebuah jarringan
besar.
Dari fakta tersebut, banyak sekali
galaksi yang tidak dapat dijangkau oleh satelit dan hanya Allah lah yang
mengetahuainya. Hanya beberapa dari ribuan satelit yang dapat diketahui
informasinya.
KESIMPULAN
Mengutip apa yang dikatakan oleh
ilmuan Muslim ternama, Harun Yahya yang mengatakan bahwa tidak lah mungkin alam
ini terbentuk karena sendirinya. Keteraturan yang ada dalam sistem tata surya
menandakan bahwa Tuhan lah yang menciptakan semesta alam ini, bukan suatu
Energi tertentu kemudian membentuk “The Universe” dengan sendirinya. Pendapat
Matrealisme seperti ini sudah tidak mungkin dapat diterima karena keberadaan
‘Sesuatu’ yang menciptakan dan mengaturnya harus lah ada, yaitu Tuhan.
Kebenaran tidak hanya berhenti di
situ. Sebagai Muslim yang mewarisi kitab suci Al-Qur’an telah benar-benar
dibuktikan dengan fakta-fakta yang mencengangkan antara para penafsir Al-Qur’an
ilmiyah-Sains dengan ilmuan Sains murni. Keduanya berelaborasi dan membentuk
satu-kesatuan pemahaman yang utuh walaupun mungkin masih bersifat sementara.
Namun, sejauh ini, Ayat-ayat Al-Qur’an tidak bertentangan dengan teori-teori
sains yang benar-benar valid.
Sebagai contoh kecil seperti yang
telah dikemukakan dalam makalah ini adalah unsur yang membentuk galaksi, yakni
Gas. Dan bukan suatu kebetulan bahwa beberapa kalangan yang mengatakan bahwa
Al-Kitab dibuat oleh Muhammad ini mampu menjawab persoalan yang mustahil
terjawab lebih kurang seribu lima ratus tahun lalu. Al-Qur’an mengatakan dengan
jelas dengan lafal ‘Dukhan’ yang berarti awan, mendung, ataupun gas.
Apakah kita masih mempercayai dengan syak wasangka semacam itu.
Dan contoh lagi adalah wujud dari
galaksi yang sedemikian banyak dan luasnya. Betapa pun manusia mencoba memahami semua
itu, namun ketidakmungkinan adalah jawabannya. Karena tidak mungkin teknologi
secanggih apa pun untuk bertahan dan akti selama berjuta-juta tahun. Allah
Ta’ala telah berirman; “Hai golongan Jin dan Manusia! Jika kamu sanggup
menembus (melintas) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan
mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari) Allah,” (QS. Al Rahman:33)
Selama kita tidak meragukan fenomena menakjubkan yang
ditemukan sekarang, padahal ia tidak diketahui pada saat Al-Quran diturunkan,
maka kita harus menyadari bahwa Al-Qur’an ini bersumber dari Allah Ta'ala.
Wallahu A’lam
[1]
, Harun. Pesona Di Angkasa Raya. Bab II, Alam Semesta.
[2]
Sparke, L. S.; Gallagher III, J. S. (2000). Galaxies in the Universe: An
Introduction. Cambridge: Cambridge University
[3]
Yahya, Harun. Pesona Di Angkasa Raya. Bab II, Alam Semesta.
" Jangan berangkat sebelum tahu tujuanmu!
Jangan menyuap sebelum mencicipinya!
Tahu hanya berawal dari bertanya, bisa berpangkal dari meniru, sesuatu hanya terwujud dari tindakan.
Janganlah bagai orang gunung yang membeli emas, mendapat besi kuning sudah menduganya emas.
Bila tanpa dasar, bhakti membuta akan menyesatkan."
-Dewaruci-